Riot baru saja menambahkan aturan baru terkait stream-sniping pada VCT. Tim Valorant yang berpartisipasi, tidak lagi dapat menyaksikan live broadcasting dari pertandingan mereka, selama proses streaming berlangsung. Aturan ini akan segera berlaku pada permainan VCT mendatang.
“Selama pertandingan resmi, pelatih hanya dapat menonton dari sudut pandang slot pelatih dalam permainan,” ungkap Josie, selaku admin turnamen NSG. “Mereka dilarang menonton siaran langsung, karena memberikan informasi tambahan tentang perilaku tim lawan, di luar apa yang terlihat dari POV tim pelatih.”
Sumber: Dexerto
Semua bermula saat kepala pelatih dari Soniqs Esports, Reid “xOtek” Johnson, merasa bingung setelah mendapatkan klarifikasi terkait aturan tersebut, yang menyatakan bahwa pelatih diizinkan untuk menyaksikan live broadcast selama streaming berlangsung. Hal ini kemudian menimbulkan kecemasan tersendiri bagi para penggemar dan pemain.
“Saya kira pada jeda berikutnya, saya bisa memberi tahu tim saya setiap pengaturan yang digunakan tim lain, di mana mereka menggunakan utilitas mereka, bagaimana mereka melakukan default, memutar, dll. Kami akan menggunakan ini karena masih diizinkan (belum dibicarakan sampai saat ini), tetapi ini perlu diubah secepatnya,” ungkap xOtek.
I guess the next pause I'm telling my team every setup the other team is using, where they're using their util, how they're defaulting, rotating, etc.
— Reid Johnson (@x0tek) February 1, 2022
We'll use this since it's allowed (haven't up until this point), but this needs to change ASAP... pic.twitter.com/HzN0bxHLA9
BACA JUGA: Valorant Meriahkan Imlek 2022 dengan Bundle Tigris dan Pass
Tidak hanya xOtek, Nurfed dari Oxygen Academy, Anthony “vanity” Malaspina dari Cloud9 Blue, serta Chris “Elmapuddy” Tebbit selaku pelatih dari Gen.G Esports, turut menyampaikan pendapat mereka terkait hal tersebut.
Nurfed berkata bahwa aturan tersebut memang bisa memberikan “keuntungan yang tidak adil”, meskipun menurutnya hal itu tidak bisa secara langsung mempengaruhi hasil pertandingan. Sementara untuk vanity, ia berkata “Pelatih saya tidak bisa mengatakan ‘baik’ atau menyemangati kami, tetapi bisa mengambil jeda dan memberitahu saya semua hal yang mereka lakukan.”
that doesn't really matter much - you can see how they rotate and how they setup from prior rounds. you can always run the risk of them changing it - but for example if someone calls a setup that the other team doesnt see the rounds prior - good chance they'll run it again
— Nurfed (@Nurfed) February 1, 2022
my coach cant say "nice" or encourage us
— Anthony (@Vanityxz) February 1, 2022
but take a tac pause and tell me everything they do 🥴🥴🥴 https://t.co/ChTQldI9QO
Elmapuddy juga menyampaikan hal yang kurang lebih serupa dengan vanity. Ia bahkan meminta kepada Riot untuk setidaknya berusaha menegakkan aturan dengan benar, seperti admin yang memantau tim, ataupun penggunaan webcam untuk memantau pelatih.
So I cant give my player a fist bump incase I'm sending code messages. But I can watch the stream, call a timeout, and tell them everything I've seen the other team doing. Can we just at enforce everything properly with an admin monitored teamspeak and webcams on coaches at least https://t.co/rKFal7RFiq
— Elmapuddy (@Elmapuddy) February 1, 2022
Sebelumnya, Josie memang telah menyampaikan bahwa Riot Games tidak memiliki aturan khusus yang membahas tentang menonton streaming selama pertandingan. NSG pun mengizinkan karena siaran langsung umumnya akan mengalami delay.
Sumber: Twitter @sullycasts
Namun, saat ini Riot telah menambahkan aturan baru terkait hal tersebut. Hal ini dikarenakan tim yang berpartisipasi di VCT mengharapkan adanya tindakan yang lebih proaktif untuk melindungi siapapun dari kemungkinan adanya stream-sniping pada permainan resmi.
Adanya penambahan aturan ini terjadi setelah kepala pelatih dari T1 diskors, kemudian Riot memutus komunikasinya dengan tim pada saat pertandingan melawan TSM di VCT NA Stage 1 Challengers. Kasus yang dialami oleh T1 ini, membuat penggemar menyoroti beberapa perilaku yang diperbolehkan atau tidak diperbolehkan selama pertandingan.
Kontroversi yang dihadapi Valorant ini sebenarnya mirip dan pernah dialami juga oleh CS:GO pada era online. Team Vitality dikenakan denda sebesar $10.000 pada Januari 2021, setelah Esports Integrity Commission (ESIC) menyimpulkan bahwa mereka telah melanggar aturan terkait stream-sniping.
Saksikan laga VALORANT di channel kesayangan kita ligagame.tv.
Ikuti terus berita terbaru seputar Valorant dan skena esports lainnya di Ligagame Esports! Kunjungi Instagram dan Youtube Ligagame.tv yang selalu update dan kekinian.
Baca selanjutnya:
Riot: VALORANT Episode 4 Act 2 Tanpa Agent Baru, Fokus Gameplay!
Ligagame Esports adalah Media & Broadcasting Production Company tertua di Indonesia, dengan platform informasi seputar esports, games, dan live streaming yang bertujuan untuk mengembangkan industri esports Indonesia.