Dalam beberapa tahun terakhir, perusahaan seperti Nvidia dan Sony terus mencermati berbagai metode untuk meningkatkan pengalaman bermain game secara imersif atau benar-benar berbeda. Beberapa inovasi hadir diantaranya adalah "haptic respons". Well, secara singkat "haptic" adalah respon fisik yang diberikan video game kepada pemainnya untuk memberi efek tertentu sesuai dengan yang terjadi dalam sebuah game. Contoh paling umum adalah stick control yang bergetar saat menembakkan senjata atau mengendarai mobil, rompi bergetar dan bahkan pengontrol DualSense baru PlayStation 5 yang memberikan umpan balik haptic.
Teknologi haptic sebenarnya sudah umum, namun sejauh ini memang lebih banyak masih terprogram atau auditori. Tim peneliti Nvidia melanjutkan pengembangan haptic yang lebih dinamis dan fleksibel dengan penggunaan pembelajaran mesin atau Artificial Intelligence (AI). Penelitian yang digagas sejak tahun 2019 ini berupaya menggunakan algoritma cerdas untuk mendeteksi dan menerima umpan balik (feedback) haptic ke video game. Proyek ini tampaknya mengalami kemajuan dan NVIDIA mendaftarkan patennya.
Paten Nvidia dipublikasikan tak lama setelah Sony mengumumkan Paten untuk menggunakan AI agar game lebih mudah diakses, mengisyaratkan perhatian industri beralih ke banyak kemungkinan penggunaan AI dalam meningkatkan kualitas permainan video game.
Para peneliti dari Nvidia menemukan bahwa algoritma dapat digunakan untuk menentukan fitur spesifik dalam video game atau bagian multi media, dan kemudian menentukan umpan balik haptic yang tepat, relevan dan real time. Untuk menjalanannya, system membutuhkan periferal berkemampuan haptic yang berbeda, seperti pengontrol senjata yang dimiliki Activision, namun penerapan teknologi AI berdampak cukup besar pada pengalaman pemain.
BACA JUGA: RAZER KRAKEN V3 X Rasakan Pengalaman Gaming Lebih Nyaman dan Ringan
Paten teknologi haptic yang didaftarkan NVIDIA memang tidak memuat penggunaan AI secara mendetail. Namun, deskripsi paten tentang AI membuat konsep ini terbuka untuk aplikasi yang berbeda. NVIDIA berharap teknologi ini dapat berinteraksi dengan beberapa perangkat haptic sekaligus, atau bahkan dapat menambahkan lapisan haptic ke televisi dan film dengan mendeteksi hal-hal seperti ledakan untuk memberikan sensasi lebih.
Tentu saja, jika AI dikembangkan, diperlukan beberapa pelatihan oleh Nvidia untuk mendapatkan pemahaman dasar sebelum sampai ke tangan konsumen yang kemudian dapat beradaptasi dengan cepat ke media yang berbeda. Dengan fitur DLSS yang menggunakan AI, NVIDIA bisa terus mengembangkan proyek ini secara berkesinambungan.
Penerapan teknologi AI memang semakin luas. Dengan paten haptic NVidia tampaknya industri video game juga siap mengalami perubahan nyatadan sangat berbeda dalam beberapa tahun ke depan.
Ikuti terus berita tekno dan PC peripheral terbaru di Ligagame! Kunjungi Instagram dan Youtube Ligagame.tv yang selalu update dan kekinian.
Baca selanjutnya:
Ligagame Esports adalah Media & Broadcasting Production Company tertua di Indonesia, dengan platform informasi seputar esports, games, dan live streaming yang bertujuan untuk mengembangkan industri esports Indonesia.