Memasuki MPL ID Season 7, Ahmad mengungkapkan niatnya untuk terus berkiprah bersama Alter Ego hingga akhir karier sebagai pemain profesional. Akankah Ahmad menjadi One Man One Club di scene esports Indonesia?
Ahmad Abdurrahman telah menjadi salah satu pemain profesional Mobile Legends terbaik di Indonesia. Bergabung ke tim Alter Ego di tahun 2018, ia lebih dikenal dengan nickname "Maungzy" saat turun pada gelaran Mobile Legends Professional League (MPL) Indonesia Season 2.
Sebelum bermain di MPL, Ahmad memang terjun ke scene kompetitif bersama skuad IO, namun ini menjadi batu loncatan hingga akhirnya berlabuh ke Alter Ego. Well, buat yang penasaran, nickname "maungzy" diambil dari Bahasa Sunda yang artinya Harimau (Maung).
Ahmad telah menjadi pemain andalan Alter Ego. Publik dan fans Alter Ego menyaksikan kontribusi Ahmad di MPL ID season 3. Ketika itu Alter Ego sempat diragukan untuk lolos ke babak berikutnya, namun Maungzy menjawab dengan permainan memikat sehingga timnya melewati babak play off.
BACA JUGA: PAI Positif Covid, YAM Jatuh Sakit, Alter Ego Bakal Promosikan Pemain MDL?
Musim demi musim, Ahmad terus meningkatkan skill-nya serta bermain di berbagai role dari mulai midlaner, jungler, support, pernah dimainkan oleh Ahmad, hingga menjadi Gold Laner handal. Ia menguasai hero-hero seperti Wanwan, Harith, Pharsa dan banyak pool hero lainnya.
Sosok dan permainan Ahmad memang sulit digantikan oleh pemain lainnya, terlebih chemistry yang dibangun dengan keempat punggawa AE sudah sangat mapan dan kuat. Sebagai contoh kecil, para fans MLBB menyaksikan bagaimana ketika Ahmad batal berangkat ke Mobile Legends M2 Singapore di awal tahun ini. Alter Ego lantas menempatkan YAM sebagai pengganti Ahmad, dan meskipun secara permainan YAM juga bermain bagus namun secara tim performa AE sedikit berbeda. Namun Alter Ego segera beranjak dari kegagalan di M2 untuk fokus ke MPL ID Season 7.
BACA JUGA: Donkey: "GPX Army" Siap Dukung Geng Kapak Masuk ke MPL ID!
Ambisi dan tekad mereka terbukti dengan membuat start gemilang di awal MPL ID Season 7. Ahmad dkk mencatat kemenangan beruntun dan memegang tampuk pimpinan klasemen hingga akhirnya kalah di pekan ke-4. Akankah Ahmad kembali menjadi energi pendorong bagi timnya untuk mencapai performa terbaik? Adakah ia mulai lelah atau justru mulai berpikir untuk berganti tim? Walau sempat mengutarakan niat untuk pindah ke tim lain, namun Ahmad agaknya memilih yang pertama. Dalam sebuah video terbaru channel youtube MPL Indonesia berjudul “Keluarga Kedua – Ahmad”, ia mengungkap langkah dan kelanjutan kariernya di Alter Ego.
“Prinsip hidup kali ya, yang dimana ketika lu mulai sesuatu di situ, ya harus berakhirnya di situ juga, mungkin gue juga bakal jadi kayak gitu juga sih, jadi gue bakal mulainya di AE, gue bakal berakhirnya juga di AE, tapi ya kalau rasa-rasa sedikit aja pengen nyoba sama tim lain ada, cuma ya itu nggak menutup kemungkinan juga, kayak gue pindah ke ini pindah ke ini gitu kan, cuma ya gue pengen mengakhiri perjalanan karier gue ya, tetap di AE,” ungkap Ahmad.
Pesatnya perkembangan esports memang ideal bagi generasi milenial seperti Ahmad. Namun, statusnya sebagai pro player atau pemain profesional bukan hanya menuntut skill dan mental semata, tapi juga soal keputusan karier, mencoba hal baru ataupun ingin bermain dengan tim lain.
BACA JUGA: Cerita Ahmad yang Hampir Naik Pesawat Sriwijaya SJ 182
Loyalitas memang bisa menjadi barang langka, terlebih di era yang seakan semua kemungkinan lebih terbuka. Istilah One Man One Club pun hanya disematkan kepada mereka, atlet/ player yang memperkuat satu tim profesional di sepanjang kariernya. Tentu saja kita mendengar istilah One Man One Club di ranah olahraga seperti sepak bola, sebut saja Fransesco Totti di AS Roma atau Steven Gerrard (Liverpool).
Nah, bagaimana di dunia esports? Siapa saja di antara para pemain esports yang hingga saat ini masih berstatus sebagai one man club.
Berikut daftar atlet esports yang berstatus one man team:
Nama Faker sudah sangat populer bagi komunitas pecinta game League of Legends. Lee “Faker” Sang-hyeok adalah pro player asal Korea Selatan yang telah bermain LOL sejak usia belasan tahun dan bisa menjadi contoh terbaik kesetiaan seorang pemain kepada timnya.
Faker merintis karier pro mulai dari tim akademi milik T1. Di usia yang masih sangat muda, player asal Korea Selatan tersebut mendapat kesempatan untuk masuk ke dalam tim utama hingga kini berstatus sebagai salah satu pemain terbaik League of Legends di dunia.
Sebagai pemain terbaik dunia, Faker tentu menjadi incaran tim lain. Beberapa tim Amerika Serikat dan Cina datang dengan tawaran selangit bahkan sempat menyodorkan cek kosong . Namun sosok berjuluk The Unkillable Demon King bergeming dan semua tawaran seakan hanya menjadi angin lalu yang tidak dapat menggoyahkannya. Karena loyalitasnya, T1 lantas menjadikan Faker sebagai salah satu co-owner organisasi.
Muhammad “Lemon” Ikhsan telah menjadi pemain andalan tim Rex Regum Qeon (RRQ) Hoshi. Kiprah dan prestasinya telah tersohor ke penjuru dunia dan menjadi figur ikonis tim RRQ, panji organisasi profesional pertamanya.
Lemon sudah menyenangi game MOBA sejak masih SD dengan memainkan Dota 1. Ia kemudian mulai mengenal Mobile Legends saat masuk SMA. Semakin suka, ia kemudian membentuk tim bersama teman-temannya dan menjuarai banyak turnamen. Potensi dan prestasinya membuat RRQ menariknya meski saat itu Lemon masih menjalani kuliah semester tiga. Setelah mendapat persetujuan dari orang tua, Lemon berkiprah bersama RRQ Hoshi sejak sejak gelaran turnamen Mobile Legends Professional League (MPL) season pertama. Selain mempersembahkan berbagai gelar, baik bagi tim maupun penghargaan secara pribadi, Lemon tetap menunjukkan loyalitas kepada tim "Raja dari segala Raja".
BACA JUGA: Usep ‘Facehugger’ Satiawan dari Player Dota 2 Jadi Player Mobile Legends!
Ban kapten tim Dota 2 BOOM Esports tersemat di lengan Alfi “Khezcute” Nelphyana. Khezcute bergabung dengan tim The Hungry Beast pada Mei 2017 dan tidak pernah tercatat pernah bermain untuk tim profesional lainnya. Ia menjadi salah satu support terbaik di Indonesia.
Salah satu pencapaian terbaiknya bersama tim adalah finis di posisi ke-4 di StarLadder ImbaTV Dota 2 Minor Season 3. Khezcute pun dikenal sebagai sosok yang bisa menyatukan tim sehingga dipercaya sebagai kapten.
Dreamocel masuk jajaran player carry Dota 2 terbaik di Indonesia. Ia dan Saieful "Fbz" Ilham menjadi generasi pertama yang bergabung ke tim Dota 2 BOOM Esports pada Januari 2017. Namun Fbz sebelumnya sudah pernah membela tim profesional lainnya, Pandora Esports.
Sama seperti Khezcute, Dreamocel bisa dibilang sebagai one man club, karena sebelumnya tidak tercatat pernah bermain bersama tim profesional lainnya. Perannya sebagai carry semakin trengginas dan juga diakui di scene Dota 2 mulai dari region SEA hingga internasional. Nama Dreamocel dan InYourDream bahkan tercatat paling sering "dicari" di laman Liquipedia pada tahun 2020-2021. Saat Muhammad “inYourdreaM” Rizky bergabung ke Boom di awal DPC 2019-2020, ia sempat mengajukan untuk mengisi posisi support.
Namun, Dreamocel sepertinya harus keluar dari daftar One Man Club karena ia sempat keluar dari Boom dan bergabung ke tim ZeroTwo bersama IYD pada DPC SEA 2021. ZeroTwo memang berhasil lolos kualifikasi, namun performa mereka tidak cukup baik saat mengarungi reguler season di Lower Division SEA. Tim ini pun kemudian bubar. Mocel sempat diajak IYD untuk ikut tim bentukan baru, namun ia akhirnya memutuskan kembali ke "rumah" bersama serigala The Hungry Beast.
Nah, akankah Ahmad menyusul untuk masuk Daftar One Man Club esports Indonesia? Ikuti terus info terbaru seputar Mobile Legends dan berita esports terlengkap di Ligagame! Jangan lupa kunjungi Instagram dan Youtube Ligagame.tv yang selalu update dan kekinian!
Baca selanjutnya:
Dream Team GPX Versi Marsha; 2 Player RRQ, 2 Player Alter Ego dan...?
Ligagame Esports adalah Media & Broadcasting Production Company tertua di Indonesia, dengan platform informasi seputar esports, games, dan live streaming yang bertujuan untuk mengembangkan industri esports Indonesia.