"Kegagalan adalah sukses yang tertunda" merupakan pameo yang lumrah sebagai motivasi. Tapi, bagaimana ketika tim paling sukses mengalami kegagalan atau menelan kekalahan? Mudah ditebak, moment ini justru menjadi amunisi dan bahan bakar para haters melancarkan serangan.
Inilah yang menimpa Lee “Faker” Sang-hyeok pasca kegagalan T1 di final MSI (Mid Season Invitational) 2022. Terlepas dari kisruh di balik layar antara staf pelatih, draft pick yang meragukan di laga final, sebagian penggemar meletakkan kegagalan di pundak Faker.
Faker menjadi sasaran para haters setelah T1 kalah oleh RoyalNeverGiveUp (RNG). Sang midlaner berjuluk "The unkillable demon king" sejatinya tetap bermain pada level terbaiknya di grand final. Namun, RNG unggul berkat draft champions dan eksekusi yang solid untuk merebut game terakhir seri best-of-five, sekaligus meraih gelar juara MSI 2022.
Kemenangan ini juga mengantar wakil China menjadi tim pertama yang mengoleksi tiga trofi turnamen bergengsi tersebut. Catatan yang tentu semakin membuat fans LCK (League of Legends Champions Korea) gerah.
Terlebih lagi, pada konferensi pers pasca-final, Faker sempat berkomentar bahwa “tidak ada pemain yang menonjol” baginya di MSI karena ia fokus pada performanya sendiri. Tak beda dengan netizen negeri +62, Faker menuai reaksi cibiran dari publik fans LCK.
Seorang penggemar LoL anonim membuat halaman komunitas anti-Faker, menyebarkan kebencian (hate speech) terhadap mid laner di forum internet populer Korea Selatan, DCInside. Setelah beberapa utas (thread) bernada kebencian, Tim Legal T1 lantas perlu turun tangan menyikapi postingan yang dinilai sudah kelewat batas.
Dilansir dari OSEN Korea, Tim Legal T1 langsung mengambil tindakan dan menghubungi pengelola laman forum tersebut, Mereka meminta admin untuk menghapus semua utas (thread) dan posting dengan konten ofensif terhadap sang pemain dan meneruskan file terkait ke pihak berwenang untuk digunakan sebagai bukti di pengadilan.
BACA JUGA: Faker Catat Rekor Baru 3.500 Assist di LCK
T1 dan Faker adalah nama yang tak terpisahkan di scene League of Legends. Sejak meraih gelar juara LCK 2015, T1 memasuki masa keemasan. Selain mendominasi liga domestik Korea Selatan, mereka sukses mengoleksi dua gelar WORLD, kejuaraan dunia League of Legends dan menjadi back-to-back champion MSI pada tahun 2016 dan 2017. Pun jika tak juara, T1 selalu masuk empat besar di liga maupun turnamen resmi LOL pada kurun rentang 2015 hingga pertengahan 2018.
Faker adalah pemain paling berpengalaman yang telah meraih berbagai gelar juara dan penghargaan individu. Ia bukan hanya menjadi GOAT (greatest of all time) di scene League of Legends, tapi juga esports bahkan disejajarkan dengan atlet profesional olahraga basket dan sepak bola.
Apa yang disampaikan Faker pada sesi wawancara pasca final merupakan ekspresinya secara pribadi. Bukan rahasia, setelah hampir satu dekade hadir di scene kompetitif LoL, Faker juga sempat mengalami masa jenuh hingga ingin pensiun. Ia kemudian sepakat memperpanjang kontrak bersama T1 pada November 2021.
Pengacara dari tim hukum T1 juga berjanji akan lebih proaktif dalam merespon serangan terhadap seluruh pemainnya seiring bergulirnya musim kompetisi LCK Summer Split 2022 . Bagaimana penampilan T1 di Summer Split ini? Akankah Faker mampu mengembalikan kejayaan T1 dan meraih gelar juara?
Ikuti terus berita terbaru League of Legends di Ligagame! Kunjungi Instagram @ligagame_tv dan Youtube Ligagame.tv yang selalu update dan kekinian.
Baca selanjutnya:
10 Champions League of Legends Yang Muncul di Seri Animasi Arcane
Ligagame Esports adalah Media & Broadcasting Production Company tertua di Indonesia, dengan platform informasi seputar esports, games, dan live streaming yang bertujuan untuk mengembangkan industri esports Indonesia.