Tak jarang kita mendengar hal-hal negatif mengenai game, dari merusak potensi, mengganggu konsentrasi, hingga menghabiskan waktu. Walau saat ini dunia game semakin merajalela, pemikiran orang tua masih kurang lebih sama - khawatir apabila anaknya terjun terlalu dalam ke dalam dunia tersebut. Menariknya, hal ini sebenarnya tidak demikian.
Menurut riset terbaru dari Universitat Oberta de Catalunya (UOC), anak muda berumur dibawah 14 tahun yang bermain minimal beberapa jam per minggu memiliki peningkatan dalam fungsi otak, hingga dewasanya nanti.
“Orang yang hobi bermain game sebelum masa remaja, walau tidak lanjut bermain lagi, bekerja lebih baik dalam tugas yang berhubungan dengan memori, di mana mereka diharuskan untuk memuat dan memanipulasi informasi untuk mendapatkan hasil,” kata Marc Palaus, Ph.D.
BACA JUGA:
Studi ini dilakukan dengan membandingkan grup dewasa yang tidak bermain game saat muda vs. yang bermain game saat muda. Awalnya, skor skill kognitif setiap peserta dicatat. Lalu, peserta diharuskan untuk bermain game Nintendo Super Mario 64 selama 1.5 jam setiap hari dalam kurun waktu 10 hari. Setelah itu, skor skill kognitif di akhir hari dibandingkan dengan skor awal. Super Mario 64 sengaja digunakan karena para ahli sempat membuktikan efek positif game tersebut untuk korteks otak besar - yang memainkan peran penting dalam memori dan perhatian.
Hasilnya? Sangat menarik!
Sebenarnya tujuan utama studi tersebut adalah membuktikan efek positif dari transcranial magnetic stimulation saat dikombinasikan dengan aksi bermain game.
Transcranial magnetic stimulation (TMS) adalah salah satu bidang Neurofisiologi yang sering digunakan untuk membantu gangguan saraf (stroke, Parkinson, dll). Teknik ini memberikan stimulus gelombang elektromagnetis pada sel saraf otak untuk bekerja lebih baik.
Sayangnya, mereka menemukan bahwa TMS tidak memberikan dampak apapun untuk performa kognitif saat dipadukan dengan video game.
Di sisi lain, mereka menemukan bukti baru: anak yang bermain video game dengan sendirinya menunjukkan peningkatan kognitif dalam segi memori, waktu respons, dan kesadaran persepsi objek 3D. Paling menariknya, efek positif ini dibawa hingga dewasa, terlepas dari apakah mereka terus bermain game secara aktif atau tidak. Bukti ini didapatkan dari hasil kognitif grup dewasa (yang tidak bermain game saat muda) cenderung mendapatkan skor yang jauh lebih rendah. Akan tetapi, setelah test berakhir, uniknya, performa mereka meningkat dan sanggup mengejar selisih skor tersebut.
Para Ahli juga menyimpulkan bahwa game mampu mempertahankan perhatian pemain dan memikat mereka untuk tetap bermain meski level terus naik. Dengan cara ini, para pemain akan terus merasa berkomitmen dan tertantang.
“[Komitmen dan tantangan] cukup untuk menghasilkan aktivitas yang menarik dan memotivasi, yang secara tidak langsung, membutuhkan penggunaan daya otak secara intens dan terus-menerus,” kata Palaus. “Video game adalah resep terbaik untuk memperkuat skill kognitif, hampir tanpa kita sadari.”
Jadi, kalau lain kali ada yang bilang main game menghabiskan waktu, tunjukkan ke mereka kalau game bisa membuat kalian makin cerdas!
Untuk berita game dan esports terbarunya, jangan lupa follow Ligagame Esports ya!
BACA SELANJUTNYA:
Ligagame Esports adalah Media & Broadcasting Production Company tertua di Indonesia, dengan platform informasi seputar esports, games, dan live streaming yang bertujuan untuk mengembangkan industri esports Indonesia.