Legenda hidup Dota 2 dan pendiri B8 Esports, Danil "Dendi" Ishutin baru-baru ini banyak melakukan streaming menyusul keputusannya untuk membubarkan divisi B8 Esports Dota 2 menyusul kinerjanya yang kurang baik selama musim Dota Pro Circuit (DPC).
Baru-baru ini, ia mengajari mantan pemain profesional Starcraft 2, Manuel "Grubby" Schenkhuizen tentang dasar-dasar Dota 2 karena yang terakhir baru-baru ini mulai memainkan Valve MOBA di Twitch. Dalam salah satu stream Grubby, Dendi menjelaskan alasannya untuk tetap setia pada Dota 2 meski memiliki lebih dari dua ribu jam playtime di pesaingnya, League of Legends.
Dendi berkutat bahwa kompleksitas Dota 2 dalam hal mekanika outplay dan dampak satu hero dalam pertandingan membuatnya lebih menantang daripada League of Legends.
Legenda Dota 2 dan pendiri B8 Esports, Danil "Dendi" Ishutin memiliki banyak waktu luang setelah memutuskan untuk membubarkan divisi B8 Esports Dota 2 menyusul kinerjanya yang di bawah standar selama musim DPC. Di sela-sela waktu luangnya, ia memutuskan untuk lebih fokus pada live streaming di Twitch sambil menunggu season DPC berikutnya setelah The International 2022 (TI11) selesai.
BACA JUGA: Dota 2 Hero Tier List Agustus, 3 Hero META Untuk Kamu Push Rank
Baru-baru ini, Dendi diketahui oleh komunitas bahwa dia sedang mengajar mantan pemain profesional Starcraft 2, Manuel "Grubby" Schenkhuizen di siaran langsungnya. Grubby baru saja mulai bermain Dota 2 saat ia mencoba mempelajari permainan secara keseluruhan. Selama streaming, ia berhasil meminta bantuan Dendi untuk membantunya menjadi lebih baik, sambil juga belajar lebih banyak tentang Dendi sebagai pribadi.
Dalam salah satu streamnya, Dendi menjelaskan kepada Grubby tentang keputusannya untuk tetap setia pada Dota 2 sekaligus menjelaskan perbedaan antara Dota 2 dan pesaing utamanya, League of Legends.
“There’s a lot of cool things that you can do [in Dota 2], like the field of outplaying [your opponents] is huge, insanely huge. Despite my love for HOTS [Heroes Of The Storm], I feel like the outplay potential is sometimes a bit lower. I had like 2,000 hours of playtime for League of Legends back in 2011. But the reason I stopped playing League, in comparison to Dota, is that the feeling of outplaying your opponents in League is much smaller, which turns me off. Which is the main reason why I preferred Dota 2 over League”
Stay grind, stay green!
Ikuti terus info terbaru seputar Dota2 dan berita esports terlengkap di Ligagame! Kunjungi Instagram dan Youtube Ligagame.tv yang selalu update dan kekinian!
Baca selanjutnya:
Ligagame Esports adalah Media & Broadcasting Production Company tertua di Indonesia, dengan platform informasi seputar esports, games, dan live streaming yang bertujuan untuk mengembangkan industri esports Indonesia.